Minggu, 13 Mei 2012

gambar

APA ARTINYA DOA SALAM MARIA?


APA ARTINYA DOA SALAM MARIA? Ada apa di balik Doa Salam Maria?

Dalam Gereja Katolik, keyakinan bahwa kita bersatu dalam doa dengan yang lain diungkapkan dalam doa kepada Bunda Maria, Bunda Yesus, dan kepada para kudus. “Kita percaya akan persekutuan para kudus” yang berdoa bersama kita dan bagi kita, dalam persatuan dengan Yesus Kristus.

Doa yang indah bagi Bunda Maria dalam tradisi Katolik adalah doa Salam Maria. Bagian pertama dari doa tersebut berkembang dalam abad pertengahan ketika Maria, Bunda Yesus, menjadi perhatian umat Kristiani sebagai saksi terbesar atas hidup, wafat serta kebangkitan Kristus. Bagian awal doa merupakan salam Malaikat Gabriel di Nazaret, menurut Injil Lukas:

Salam Maria,
penuh rahmat,
Tuhan sertamu,

Dengan perkataan tersebut, malaikat Tuhan menyatakan belas kasih Ilahi. Tuhan akan menyertai Maria. Maria akan melahirkan Yesus Kristus ke dunia.

Bagian selanjutnya, adalah salam yang disampaikan kepada Maria oleh Elisabet, sepupunya, seperti ditulis dalam Injil St. Lukas:

terpujilah engkau di antara wanita,
dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus.

Dan akhirnya, pada abad ke-15, bagian doa selanjutnya ditambahkan:

Santa Maria, bunda Allah,
doakanlah kami yang berdosa ini
sekarang dan waktu kami mati.

Bagian doa tersebut memohon kepada Maria, yang penuh rahmat serta dekat dengan Putra-nya, untuk mendoakan kita orang berdosa, sekarang dan saat ajal menjelang. Bersama dengan murid kepada siapa Yesus mempercayakan ibunda-Nya di Kalvari dengan mengatakan “Inilah ibumu!”, kita mengakui Bunda Maria sebagai bunda kita. Bunda Maria akan senantiasa mendekatkan kita pada Kristus. Sejak dari permulaan Bunda Maria mengenal-Nya; ia menjadi saksi atas hidup, wafat dan kebangkitan Kristus; tidakkah Bunda Maria akan membantu kita untuk lebih mengenal Putra-nya dan misteri hidup-Nya? Kita mengandalkan belas kasih Bunda Maria kepada kita seperti yang ia lakukan bagi pasangan pengantin di Kana, di Galilea. Kita mempercayakan segala kebutuhan kita kepada Bunda Maria.

Pada akhir abad ke-16, kebiasaan mendaraskan 150 Salam Maria dalam suatu rangkaian doa atau perpuluhan menjadi populer di kalangan umat Kristiani. Dalam doa-doa tersebut, peristiwa-peristiwa hidup, wafat dan kebangkitan Yesus direnungkan. Praktek doa itu sekarang dikenal sebagai Doa Rosario. 

Bunda Maria senantiasa menjadi teladan iman dan pelindung orang-orang Kristen yang percaya. Ketika Malaikat Gabriel datang kepadanya, ia percaya akan warta yang disampaikan malaikat dan tetap teguh pada imannya tanpa ragu sedikit pun meskipun harus melewati pencobaan gelap Kalvari. Bunda Maria mendampingi kita juga yang adalah saudara dan saudari Putra-nya, sepanjang ziarah kita di dunia yang penuh dengan kesulitan dan mara bahaya.

Selama berabad-abad telah banyak umat Kristiani mengakui bahwa Salam Maria dan Rosario merupakan sumber rahmat rohani. Doa rosario adalah doa yang sederhana sekaligus mendalam. Rosario dapat dilakukan siapa saja, pengulangan kata-katanya mendatangkan kedamaian bagi jiwa. Renungan akan kisah hidup Yesus dalam peristiwa-peristiwa gembira, cahaya, sedih, maupun mulia dimaksudkan agar diamalkan dalam hidup kita sendiri. Melalui peristiwa-peristiwa tersebut, kita berharap untuk “meneladani apa yang diteladankan dan memperoleh apa yang dijanjikan”. 

Dikutip dari Situs Yesaya..


renungan

Dia yang diambil dari tulang rusuk. Jika Tuhan memersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi.
Dialah penolongmu yang sepadan, bukan lawan yang sepadan. Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu, tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan, atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.

Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki: perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal yang kadang dianggap sepele.. hingga ketika kau tidak mengerti hal-hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya... sehingga tanpa kau sadari ketika menjalankan sisa hidupmu... kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.

Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.

Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki... tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi.. .. tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi. Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya. .. kata-kata yang lembut... ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... namun baginya sangat berarti... membuatnya aman di dekatmu....

Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang... seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.

MEMBERIKAN NYAWA

MEMBERIKAN NYAWA

Yoh 15:13 
“Tidak ada kasih yang lebih besar daripada ini, 
yakni seseorang memberikan nyawanya 
demi sahabat-sahabatnya.”

Puncak kasih ialah menyerahkan nyawa
sebagai ganti pribadi yang dikasihi.
Ketika memperkenalkan dirinya
sebagai Gembala yang baik,
Sang Guru sudah berkata,
“Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.”

Bagaimana Sang Guru menunjukkan kasihnya
kepada Petrus yang menyangkalnya?
Ia merunduk lalu membasuh kakinya.
Bagaimana Sang Guru menunjukkan kasihnya
kepada Yudas yang mengkhianatinya?
Ia berbagi roti dengannya.

Mengapa Sang Guru melakukannya?
Sebab ia memandang manusia sebagai sahabatnya.
Juga di saat manusia membencinya,
menyangkal, atau mengkhianatinya.
Kasihnya tanpa perhitungan dan tanpa jasa manusia.
Bahkan, justru dengan menjadi musuhnya,
manusia bisa menjadi sahabat Sang Guru.

Dengan membalas kasih dengan kasih,
manusia menjadi serupa dengan Allah.

©SL, 13 Mei 2012

Seberapa Tinggi Aku Harus Bertumbuh...


Seberapa Tinggi Aku Harus Bertumbuh...

Suatu hari aku memutuskan untuk berhenti ... berhenti dari pekerjaanku, berhenti dari hubunganku dengan sesama dan berhenti dari spiritualitasku. Aku pergi ke hutan untuk bicara dengan Tuhan untuk yang terakhir kalinya.

"Tuhan", kataku. "berikan aku satu alasan untuk tidak berhenti?"

Dia memberi jawaban yang mengejutkanku.

"Lihat ke sekelilingmu", kataNya. "Apakah engkau memperhatikan tanaman pakis dan bambu yang ada dihutan ini?"

"Ya", jawabku.

Lalu Tuhan berkata, "Ketika pertama kali Aku menanam mereka, Aku menanam dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku beri mereka cahaya. Aku beri mereka air. Pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat. Warna hijaunya yang menawan menutupi tanah. Namun, tidak ada yang terjadi dari benih bambu. Tapi, Aku tidak berhenti merawatnya.

Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak ada yang terjadi dari benih bambu. Tetapi Aku tidak menyerah terhadapnya. "

"Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu itu, tapi Aku tetap tidak menyerah. Begitu juga dengan tahun ke empat. "

"Lalu pada tahun ke lima, sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam tanah. Bandingkan dengan pakis, itu kelihatan begitu kecil dan sepertinya tidak berarti.

Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan. Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa mereka tangani. "

"Tahukan engkau anakKu, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu. Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu. "

Tuhan berkata "Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis. Tapi keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah.”

"Saat mu akan tiba", Tuhan mengatakan itu kepadaku. "Engkau akan tumbuh sangat tinggi"

"Seberapa tinggi aku harus bertumbuh?" tanyaku.

"Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?" Tuhan balik bertanya.

"Setinggi yang mereka mampu?" Aku bertanya

"Ya." jawabNya, "Muliakan Aku dengan pertumbuhan mu, setinggi yang engkau dapat capai."

Lalu aku pergi meninggalkan hutan itu, menyadari bahwa Allah tidak akan pernah menyerah terhadap ku. Dan Dia juga tidak akan pernah menyerah terhadap Anda.


Sahabatku, hidup setiap kita adalah sebuah masterpiecenya Tuhan. Tuhan punya sebuah rancangan yang indah bagi setiap kita. Terkadang mungkin jika kita membandingkan dengan kehidupan orang lain, kita akan mulai berpikir hidup kita tidak seenak orang lain, tidak seberuntung dibandingkan orang lain. Akhirnya intimidasi ibis mulai masuk dan mulai mengasihani diri sendiri.

Sadarilah kalau Tuhan pasti punya rancangan tersendiri buat kita, dan rancanganNya sempurna tidak terselami pikiran kita. Jangan pernah menyesali hidup yang saat ini Anda jalani sekalipun itu hanya untuk satu hari.

Hari-hari yang baik memberikan kebahagiaan; hari-hari yang kurang baik memberikan pengalaman; kedua-duanya memberi arti bagi kehidupan ini.

Firman Tuhan dalam Yeremia 29:11 berkata "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan"

dari sebuah renungan ini marilah kita belajar untuk mempercayai Tuhan dan semua rancanganNya dalam hidup kita. Dia mau kita terus bertumbuh, dan melalui pertumbuhan dan proses yang kita alami dalam hidup ini, marilah kita muliakan Dia sepanjang kehidupan kita.

Tuhan Yesus memberkati kita semua... ^__^
Suatu hari aku memutuskan untuk berhenti ... berhenti dari pekerjaanku, berhenti dari hubunganku dengan sesama dan berhenti dari spiritualitasku. Aku pergi ke hutan untuk bicara dengan Tuhan untuk yang terakhir kalinya. "Tuhan", kataku...

DUNIA MEMBENCI KAMU

DUNIA MEMBENCI KAMU

Yoh 15:18 
"Jikalau dunia membenci kamu, 
ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku 
daripada kamu.”

Siapa yang mengasihi, mengalami kebencian.
Inilah kenyataan yang ada di mana-mana.
Para pengikut Sang Guru jangan heran!
Apa saja yang pernah dialami orang-orang benar
akan dialami pula oleh mereka yang mengasihi.

Adanya sikap ‘anti’ terhadap orang
yang melakukan kebaikan,
memang mengherankan, dan tak masuk akal!
Namun, itulah hukum ‘dunia’ ini:
kejahatan yang aku lakukan, dibayar orang lain,
kebaikan yang aku lakukan, aku bayar sendiri.
Tiada kebaikan apa pun yang lolos tanpa ‘hukuman’.

Hal ini terjadi bukan karena dunia diciptakan salah,
tetapi karena setiap manusia egois dan ketakutan.
Orang yang mencari kebenaran, kebebasan, dan kasih,
dibenci, dianiaya dan ditolak.
Mengapa? Sebab ia membuka topeng orang lain
dan mengganggu ‘permainan’nya
yang ‘dimainkan’ semua manusia.
Namun, justru dunia yang demikianlah dikasihi Allah.
Karena demikianlah dunia ini,
maka Allah mengutus Anak-Nya.

gambar

gambar

Rabu, 09 Mei 2012

AKU HADIR SEBAGAI PEMECAH ATAU PEMERSATU DALAM GEREJA??

AKU HADIR SEBAGAI PEMECAH ATAU PEMERSATU DALAM GEREJA??

Renungan pagi hari Kamis, 10 Mei 2012

Sifat superior adalah perasaan di mana seseorang menganggap dirinya lebih tinggi dan lebih super dari orang lain atau kelompok lain. Sifat yang demikian ini akan memandang orang lain kecil, rendah tidak berarti bahkan tidak bermutu (inferior). Orang yang superior tidak akan bisa menerima jika orang lain (yang dianggapnya inferior) dimasukkan dalam kelompoknya . Penggabungan semacam ini akan dirasakan sebagai pelecehan, penghinaan. Coba bayangkan jika seorang tukang becak yang berbaju kumal ditempatkan duduk semeja dengan presiden dalam jamuan resmi! Apa yang terjadi? Si tukang becak akan merasa tidak pantas, dan si presiden mungkin akan merasa dilecehkan. Karena yang pantas duduk semeja dengannya biasaya orang-orang penting dan setaraf dengannya. 

Mari kita simak, apa yang terjadi di tengah jemaat perdana yang diceritakan dalam Bacaan pertama hari ini (Kis 15:7-21). Paulus, dan Barnabas teman seperjalanannya, yang dikenal sebagai Rasul bangsa-bangsa telah menunjukkan hasil yang sangat memuaskan dalam tugas kerasulannya. Jerih payah mereka mengitari banyak kampung telah menghasilkan buah melimpah dengan banyaknya orang non Yahudi bertobat menjadi Kristen setelah mendengarkan kotbah dan pengajaran mereka. Tetapi hasil yang menggembirakan ini tidak serta-merta memberikan efek yang baik bagi persaudaraan jemaat mula-mula. Ada beberapa masalah yang timbul karena kehadiran kelompok non Yahudi. Salah satu persoalan yang paling besar adalah menyangkut sunat.

Sunat adalah satu syarat mutlak bagi orang Yahudi. Mereka dan kelompok Farisi yang bertobat berpegang teguh pada adat istiadat dan hukum Musa bahwa setiap orang yang ingin memperoleh keselamatan haruslah juga disunat. Kenyataannya, orang non Yahudi tidak bersunat dan tidak mengharuskan sunat. Di sinilah timbul sikap superioritas orang Yahudi memandang kelompok non Yahudi sebagai inferior, najis, penuh dosa, kelompok rendah dan kelas dua. Sikap superior ini jelas menjadi penghalang bagi penciptaan persaudaraan Kristiani di antara kedua kubu. Dengan sudut pandangnya, orang Yahudi telah menghalangi orang asing bergabung dengan mereka. Padahal dalam kekristenan, kita semua adalah saudara, baik Yahudi maupun Yunani, baik pria maupun wanita, sebagaimana Yesus menyebut kita sebagai sahabat, dan bukan hamba. Persoalan pelik ini ‘memaksa’ para rasul mengadakan sidang besar di Yerusalem untuk mencari jalan keluar. 

Petrus, yang bertindak sebagai pemimpin sidang, dengan lantang berbicara: “Saudara-saudara, Allah yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka [non Yahudi yang tak bersunat], sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. Karena itu mengapa kamu mencobai Allah dengan meletakkan kuk pada bahu mereka, yang tidak dapat mereka pikul…? (ay 8-10). Kotbah Petrus ini membuat mereka semua diam seraya menyadari kesalahan dan kekeliruannya. Ternyata sikap superior itu bukan hanya memisahkan mereka dari sesama. Lebih jauh dari situ, mereka telah menghalangi Allah berkarya seturut kehendak-Nya. 

Dengan ini mau disampaikan kepada kita bahwa pertobatan seseorang menjadi pengikut Kristus bukan terutama dipandang sebagai usaha manusia, tetapi semata-mata karena Rahmat Allah. Allahlah yang menarik setiap orang bersatu dengan-Nya. Karenanya tidak ada alasan bagi kita meninggikan hati, menyombongkan diri dan merasa diri telah berjasa. Kita juga diingatkan bahwa di hadapan Tuhan, kita bukanlah apa-apa, tidak ada superioritas. Kita semua bersaudara satu dalam iman, entah Anda Batak, Jawa, China, Dayak, Flores, dll. Tingkat derajat kita sama di hadapan-Nya karena ditebus oleh Kristus yang Satu dan sama, dan disatukan pula lewat air yang sama (baptis). Kerap terjadi oleh karena sifat, cara, watak, dan tingkah laku kita, membuat orang yang hendak mengenal Kristus lebih dekat malah semakin menjauh. Perlu kita bertanya diri: apakah aku ambil bagian membantu orang lain semakin mengenal Kristus? Atau malah aku terlibat menjadi penghalang, penghambat mereka menjadi Kristen? Apakah aku pencipta blok, grup, kelompok yang rentan memecah-belah persatuan Gereja? Apakah kita masuk dalam kelompok kategorial Gereja demi membina kesatuan Umat Gereja atau malah semakin memisahkan satu sama lain? 

Deus Meus et Omnia

SEPERTI BAPA MENGASIHI AKU

SEPERTI BAPA MENGASIHI AKU

Yoh 15:9 
"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, 
demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; 
tinggallah di dalam kasih-Ku itu.”

Inilah puncak wahyu Allah!
Hanya ada satu kasih sejati dan total,
yaitu kasih Bapa kepada Anak-Nya,
yang sama dengan kasih Anak-Nya kepada kita,
sebagai saudara-saudaranya.

Bapa mengasihi Anak-Nya demikian rupa,
sehingga semuanya diserahkan-Nya kepada-Nya.
Hakikat Allah ialah kasih-Nya kepada Anak
dan kasih Anak kepada Bapa.
Dalam kasih yang timbal balik itu
hakikat Bapa adalah hakikat Anak,
dan hakikat Anak adalah hakikat Bapa.

Kasih yang tak terpahami ini,
yang adalah Hidup Allah sendiri
dan sumber bagi segala sesuatu,
telah dianugerahkan melalui Anak-Nya, Sang Guru,
kepada semua saudaranya, yaitu kita.
Sungguh, hidup para pengikut Sang Guru
dinaungi kasih Bapa dan Anak.
Para pengikut Sang Guru
ikut dalam hidup Sang Trinitas.

PERJANJIAN BARU

Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. ~ Kolose 3:13-14

GAMBAR

GAMBAR

Tuhan jauh lebih tahu tentang manusia dan situasi yang terkait dibandingkan apa yang kita ketahui. Dia sendiri melihat segala sesuatu dari awal sampai akhir. Dia sendiri tahu bagaimana menciptakan sebuah Rencana Agung yang membawa kebaikan bagi semua yang melayani-Nya .. 

Selasa, 08 Mei 2012

GAMBAR

GAMBAR

mutiara hati

Tuhan memimpin dan memberkati kita hari ini. 

GAMBAR

mutiara hati

Always Start your days with the joy and peace from Jesus Christ in heaven. Amen

Selalu Awali harimu dengan sukacita dan damai sejahtera dari Yesus Kristus di Surga.. Amin

‎#Doa #SaatTeduh:

Terima kasih Bapa, karena Engkau tidak dibatasi oleh perspektif manusia. Ingatkan kami atas kebijaksanaan dan kasih-Mu, dan perdalam kepercayaan kami terhadap-Mu. Amin. –Jodi Schumm (Ohio, A.S.)

GAMBAR

perjanjian lama

Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. (Maz 139:14)

GAMBAR

GAMBAR

renungan

Kaya, Miskin, Tua, Muda atau siapapun itu dari golongan manapun tak akan luput dari permasalahan. Hidup bukan berarti bagaimana kita menghindari permasalahan tapi bagaimana kita bisa menaklukan masalah itu.

Sahabat kekwatiran adalah hal normal yang sangat manusiawi tapi jangan pernah hal tersebut membuat anda diam terpaku, saat anda tak bisa berbuat apapun ingatlah bahwa TUHAN peduli dengan anda.

1 Petrus 5:7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

GAMBAR

Gunung Penghalang

Menaklukkan 20 Gunung Penghalang
Gunung ke IV : Kutuk Masa lalu

Ulangan 28: 15-16
(15) "Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau:

(16) Terkutuklah engkau di kota dan terkutuklah engkau di ladang.

Ulangan 23: 3-5
(3) Seorang Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya,

(4) karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti dan air pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir, dan karena mereka mengupah Bileam bin Beor dari Petor di Aram-Mesopotamia melawan engkau, supaya dikutukinya engkau.

(5) Tetapi TUHAN, Allahmu, tidak mau mendengarkan Bileam dan TUHAN, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat bagimu, karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau.

Nehemia 13:2
(2) Karena mereka tidak menyongsong orang Israel dengan roti dan air, malah mengupah Bileam melawan orang Israel supaya dikutukinya. Tetapi Allah kami mengubah kutuk itu menjadi berkat.

Keluaran 20:4-6
(4) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.

(5) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,

(6) tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.

Pendahuluan
Kutuk adalah salah satu pengajaran iman, yg menimbulkan banyak perdebatan dari berbagai pertanyaan yg tdk terjawa:
1. Kenapa Allah yg baik mengutuk?
Jawabnya:
Utk memberitahu keseriusan Allah dlm memandang dosa juga kebenaran sekaligus, memberitahu mahalnya serta pahitnya dosa.

2. Dimana keadilan Allah, jika org tua yg berdosa namun keturunannya hrs menanggung kutuk?
Jawabnya:
Keadilan Allah ditunjukkan justru ketika DIA menempatkan kutuk bagi yg salah dan mengalirkan berrkat bagi yg hidupnya benar.

3. Kalau saya sudah menerima Kristus, otomatis saya sudah bebas dari kutuk?
Jawabnya:
Tsk selamanya, kita sendiri hrs patahkan dan sangkalai setiap kutuk, sama seperti kita hrs mengakui dosa2 kita.

Timbulnya kutuk masa lalu:

Contoh: Mefiboset
1. Kutuk keturunan
2. Kesalahan saya di masa lalu yg saya tdk bereskan.

Dosa 2 yg berakibat kutuk:
1. Dosa penyembahan berhala
2. Dosa perjinahan
3. Dosa mengandalkan diri sendiri
4. Dosa mempermainkan Tuhan, iman dan pelayanan
5. Dosa pemberontakan thp org yg diurapi Tuhan atau otoritas rohani kita.

Pemberesan Kutuk
1. Akui dosa, bertobat adakan janji utk tdk mengulangi
2. Sangkali dan patahkan
3. Pandang terus anugerah dan Kasih Karunia Kristus shg kita semakin takut berbuat dosa
4. Bersihkan hati, pikiran dan perbuatan supaya selalu fokus dgn Tuhan.
5. Melangkah selalu dlm kesucian, ketaatan dan kebenaran.

perjanjian lama

"Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia..."(2 Tawarikh 16:9)

GAMBAR

SIKSANYA SINGKAT TETAPI NIKMATNYA KEKAL

SIKSANYA SINGKAT TETAPI NIKMATNYA KEKAL

Renungan pagi hari Selasa, 8 Mei 2012

Dalam minggu ini kita memperoleh banyak berita tentang ancaman-ancaman terhadap hidup menggereja kita. Sebuah gua maria di daerah Yogyakarta didatangi sekelompok massa dengan maksud mempertanyaan IMB bangunan tersebut yang telah dimulai sejak 2009. Di daerah Singkil Aceh, pihak pemerintah menutup sebuah gereja Katolik tempat umat beriman selalu melaksanakan ritual agamanya. Di daerah Riau juga hal yang sama terjadi; bangunan gereja yang sudah mendekati tahap penyelesaian tiba-tiba diperintahkan untuk dihentikan pembangunannya karena alasan-alasan tertentu. Ini hanya beberapa dari banyak kasus yang terjadi di tengah-tengah kita. Secara fisik mungkin banyak yang takut kehilangan nyawa. Tetapi tak terhitung banyaknya umat yang imannya semakin teguh karena hal-hal demikian dianggap sebagai pemenuhan Sabda Kristus dalam Kitab Suci, bahwa pengikut-Nya akan mengalami penolakan bahkan penganiayaan. 

St. Paulus dan para martir sendiri sudah mengalaminya. Paulus dilempari batu dan diseret keluar kota oleh karena kegetolannya mewartakan Yesus. Namun semangatnya tidak pudar. Ia diusir dari satu kota, tetapi dengan hati gembira dan sukacita beralih ke kota lain dengan misi yang sama: mewartakan Injil Tuhan. Ia dan temannya Barnabas menguatkan hati umat supaya tetap bertekun dalam iman, dan mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, kita harus mengalami banyak sengsara (Bac I: Kis 14: 19-29). Bagi Paulus dan para jemaat perdana, penganiayaan dan penderitaan badani hanyalah SIKSAAN SINGKAT TETAPI NIKMATNYA KEKAL. 

Tak banyak orang yang sanggup menanggung siksaan dan aniaya. Ketakutan akan kehilangan nyawa dan harta dunia membuat orang sering menyerah dalam situasi terancam. Hanya orang yang beriman kuatlah yang mampu bangkit berdiri setelah mengalami penyiksaan seperti Paulus. Yesus tidak menghendaki para murid-Nya lari mencari kenikmatan dan happy sesaat di kala terjadi pengejaran. Karena kebahagiaan sejati bukan berasal dari dunia ini, bukan berasal dari nikmat sesaat, tetapi dari Allah sendiri. Kebahagiaan dan rasa damai seperti itu hanyalah kedamaian palsu. Damai sejahtera yang dijanjikan Yesus bukan suatu keadaan tanpa pertentangan dan penolakan, tetapi Damai yang bersumber dari Allah, yang sifatnya tulus, jujur dan murni. Maka, ketika Yesus menyampaikan salam damai ini: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu” (Yoh 14:27), segera Dia melanjutkan kata-kata peneguhan-Nya: “Janganlah gelisah hatimu” (ay 27c). 

Yesus mengawaskan bahwa pemberian salam damai bagi para murid bukan petunjuk bahwa hidup mereka akan aman-aman saja tanpa masalah. Mereka pasti akan mengalami penolakan, maka perlulah siap sedia dan ‘tidak gelisah hati’. Damai yang diberikan Yesus bukan model damai dari penguasa dunia, yang setelah berhasil mengakhiri perang maka persoalan dianggap selesai. Itu namanya: ‘nikmat singkat tetapi siksaannya kekal’. Karena rasa damai yang demikian sifatnya semu, tidak mengakar dan tidak tulus. Pihak yang kalah tidak akan pernah menerima kekalahan karena menyangkut harga diri. Sementara damai yang diberikan Yesus adalah Damai Surgawi: rela, tulus dan setia biarpun menderita karena: SIKSANYA SINGKAT TETAPI NIKMATNYA KEKAL. Semoga kita mampu bertekun dalam iman seperti St. Paulus, karena rahmatnya kekal di surga.

Deus Meus et Omnia

perjanjian baru

Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. ~ Efesus 6:2-3

NOVENA TIGA SALAM MARIA

 NOVENA TIGA SALAM MARIA

Mengapa doa novena Tiga Salam Maria itu panjang dan mengapa doa Salam Maria diulang-ulang? Bukankah dalam sebuah doa itu yang terpenting adalah keyakinan dan keteguhan hati?

Menurut ajaran Gereja Katolik, doa pada dasarnya adalah “Ayunan hati, suatu pandangan sederhana ke surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan.” (KGK, 2558-2559, mengutip St. Teresia kanak-kanak Yesus). Dari definisi ini, maka disposisi/ sikap hati menjadi suatu yang penting. Maka selain dari keyakinan dan keteguhan hati, yang terpenting sebenarnya adalah kasih di dalam hati kita kepada Tuhan. Kasih kepada Tuhan inilah yang mendasari setiap devosi. Jika kita mengasihi Kristus, maka ada dorongan yang kuat di dalam hati kita untuk mengasihi pula setiap anggota Tubuh Mistik-Nya, yaitu khususnya para orang kudus yang telah bersatu dengan-Nya di surga, dan terutama di sini adalah Bunda Maria, yang telah diberikan oleh Yesus untuk menjadi ibu kita juga (Yoh 19: 26- 27).

Maka meskipun kelihatannya panjang, Novena Tiga Salam Maria itu sebenarnya tidak panjang bagi orang yang mendoakannya dengan kasih. Sama seperti jika anda menghabiskan waktu yang panjang dengan pacar anda untuk berbincang-bincang hal yang sama (misalnya tentang bagaimana anda mengasihinya) dan tidak bosan, demikian pula di dalam doa, meskipun panjang, namun kalau didoakan dengan kasih, seharusnya tidak terasa panjang dan membuat bosan. Perkataan yang ada jangan dianggap sebagai perkataan dalam”upacara”, karena jika dihayati maksudnya adalah kita mengucapkan ketergantungan kita kepada Allah dan kepada dukungan doa dari Bunda Maria. Diucapkan berulang, maksudnya juga antara lain melatih kita untuk berdoa dengan setia, dan untuk menunjukkan kesungguhan hati kita. Dalam doa novena, memang biasanya boleh disebutkan ujud permohonan, dan sebenarnya pengulangan penyebutan permohonan tersebut menyadarkan kita akan segala keterbatasan dan kelemahan kita dan bahwa kita sungguh membutuhkan pertolongan dari Allah.

2. Mengapa dalam doa novena sampai harus disebutkan nama santo-santa yang mengenalkan doa novena tersebut? Apakah ini menjadi hal yang penting?

Sebenarnya doa bagi umat Katolik adalah komunikasi dengan Allah. Namun karena doa tersebut pada hakekatnya adalah “Ayunan hati dan pandangan ke surga”, maka, kita mengetahui bahwa di surga itu Allah dikelilingi oleh para kudus-Nya. Maka pandangan kita ke surga juga sebenarnya tak lepas dari pandangan kita kepada persekutuan para kudus yang memang tak henti-hentinya berdoa bagi kita yang masih berziarah di dunia. 

Maka penyebutan akan nama Santo dan Santa yang menyebarkan devosi Tiga Salam Maria di dalam doa itu sendiri maksudnya adalah untuk mengingat jasa mereka yang mengajarkan doa novena ini, yang akhirnya banyak membantu banyak orang menerima pertolongan dari Tuhan melalui doa- doa Bunda Maria. Juga penyebutan nama-nama mereka sebenarnya untuk mengingatkan kita bahwa merekapun adalah para sahabat kita yang akan turut mendoakan kita. Bersama dengan mereka kita menghormati Bunda Maria, yang akan membawa ujud doa kita ke hadapan Tuhan.

Sebenarnya, jika kita bisa melihat para kudus itu sebagai para sahabat Yesus yang bekerjasama dengan Yesus untuk membawa banyak jiwa kepada keselamatan, maka kita akan dapat semakin memahami dan menghargai ajaran mengenai persekutuan para kudus ini. Sebab sebenarnya Tuhan Yesus tidak hanya menghendaki kita membatasi diri pada hubungan pribadi diri kita masing-masing dengan Dia (“hanya aku dengan Tuhan”) tetapi Ia menghendaki agar kita, selain datang sebagai pribadi, kita juga datang kepada-Nya dalam kesatuan bersama-sama dengan saudara/i seiman, sebagai sesama anggota Tubuh-Nya (“kami dengan Tuhan”). Itulah sebabnya dalam mengajarkan cara berdoa kepada para rasul, Yesus mengajar kita memanggil Allah sebagai “Bapa Kami” bukan “Bapa saya”.

Maka penyebutan nama para Santo/ Santa di dalam doa tidaklah ‘mengurangi’ hormat kita kepada Tuhan, bahkan sebaliknya, malah semakin memuliakan-Nya. Karena kita tidak datang sendiri, tetapi bersama- sama dengan para kudus itu ke hadirat Tuhan, dengan harapan bahwa Tuhan akan berkenan mengabulkan doa kita yang dipanjatkan dengan dukungan para sahabat-Nya yang sudah bersatu dengan-Nya di surga. Ini hampir sama dengan kita minta agar anggota keluarga, teman atau Romo/ pendeta mendoakan kita. Tentu kita senang jika ada orang yang mau mendoakan kita, bukan? Namun biar bagaimanapun juga, mereka yang masih hidup di dunia ini tidak sempurna, dan sama-sama berdosa seperti kita; sedangkan para kudus yang sudah bersatu dengan Kristus di surga, sudah menjadi sempurna, karena telah bersatu dengan Kristus sendiri. Maka ayat Yak 5:16, “Doa orang benar besar kuasanya” itu sungguh berlaku dalam diri para kudus itu, sebab mereka adalah orang-orang yang sudah dibenarkan oleh Tuhan.

Demikianlah Bernardus, yang dapat saya tuliskan sehubungan dengan pertanyaan anda. Saya berharap bahwa tulisan ini menjawab pertanyaan anda/ pacar anda. Jika masih ada yang kurang jelas, silakan bertanya kembali, dan saya akan berusaha menjawabnya.

DOA ROSARIO

Anjuran Bapa Suci Beato Yohanes Paulus II kepada kita untuk berdoa Rosario.. Kenapa sih memang?

Rosario adalah doa yang penuh kuasa untuk perdamaian, untuk keluarga, serta untuk merenungkan peristiwa-peristiwa dalam hidup Yesus, demikian kata Paus Yohanes Paulus II dalam surat apostolik yang baru diterbitkannya.

Sementara memuji mereka yang dengan setia berdoa rosario dengan merenungkan peristiwa-peristiwa seperti yang biasa dipakai selama ini, paus juga menganjurkan tambahan lima “peristiwa cahaya” - yaitu masa perutusan Yesus di hadapan orang banyak - untuk lebih menekankan fokus rosario pada Kristus.

Paus Yohanes Paulus II menandai peringatan 24 tahun pelantikannya sebagai paus pada tanggal 16 Oktober dengan menandatangani surat apostolik “Rosarium Virginis Mariae” (“Rosario Santa Perawan Maria”), pada saat mengadakan audiensi umum mingguan.

Bapa Suci memaklumkan Tahun Rosario hingga bulan Oktober mendatang, serta meminta setiap orang untuk berdoa rosario dengan lebih sering, dengan penuh cinta dan dengan pemahaman bahwa doa rosario akan mempersatukan mereka dengan Bunda Maria serta menghantar mereka kepada Yesus.

Kelima peristiwa baru yang dianjurkan Bapa Suci adalah:

Yesus Dibaptis di Sungai Yordan
Yesus Menyatakan Diri-Nya dalam perjamuan nikah di Kana
Yesus Mewartakan Kerajaan Allah serta Menyerukan Pertobatan
Yesus Dipermuliakan
Yesus Menetapkan Ekaristi

Paus Yohanes Paulus II juga mengungkapkan cintanya yang istimewa akan doa-doa Maria dan menyampaikan saran-saran bagaimana umat beriman dapat berdoa rosario dengan lebih baik.

“Rosario telah menyertai saya di saat-saat suka dan di saat-saat duka,” tulisnya. “Dalam rosario saya selalu menemukan penghiburan.”

Hanya selang dua minggu setelah pengangkatannya sebagai Bapa Suci pada tahun 1978, ia mengatakan, “Sejujurnya saya mengakui: Rosario adalah doa favorit saya.”

Dan, katanya, “mengenang kembali segala kesulitan yang juga menjadi bagian dari pelaksanaan tugas perutusan saya, saya merasa perlu untuk menyampaikan sekali lagi, sebagai suatu undangan yang hangat kepada siapa saja untuk mengalami secara pribadi bahwa: Rosario sungguh `meningkatkan irama hidup manusia', dan menjadikannya selaras dengan `irama' hidup Tuhan sendiri.”

Bapa Suci meminta bantuan setiap orang untuk menanggapi “krisis rosario” yang ditandai dengan kelalaian mengajarkannya kepada anak-anak serta keragu-raguan -yang didukung oleh beberapa teolog- bahwa rosario itu kuno, takhyul atau pun anti-ekumene.

Terutama setelah “serangan yang mengerikan” tanggal 11 September 2001, paus mengatakan: menggairahkan kembali doa rosario merupakan sumbangan umat Katolik yang amat berharga bagi perwujudan perdamaian dunia.

Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa rosario memberi “rasa damai bagi mereka yang mendoakannya,” membimbing mereka untuk memandang wajah Kristus dalam diri sesama, untuk peka terhadap kesedihan serta penderitaan sesama, serta membangkitkan kerinduan untuk menjadikan dunia “lebih indah, lebih adil, lebih selaras dengan rencana Tuhan.”

“Sekarang ini, saya hendak mempercayakan diri kepada kuasa doa rosario …. sebagai sumber damai di dunia dan sumber damai dalam keluarga,” tulisnya.

Rosario, kata paus, adalah dan akan selalu merupakan doa dari dan bagi keluarga.

Mendaraskan doa rosario bersama-sama dalam keluarga akan mempersatukan mereka dengan Keluarga Kudus, membawa harapan-harapan serta persoalan-persoalan mereka kepada Tuhan, serta memusatkan perhatian mereka kepada gambaran kehidupan Kristus, dan bukannya gambar televisi, katanya.

Berbicara tentang praktek doa rosario, Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa rosario mengulang-ulang doa yang sama dengan tujuan merenungkan serta memusatkan pikiran, dan bukannya mendatangkan kejenuhan.

Pertama-tama, katanya, biji-biji rosario janganlah dipandang sebagai “barang jimat,” tetapi sebagai sarana untuk melambangkan “perenungan serta usaha terus-menerus untuk mencapai kesempurnaan Kristiani.”
Biji-biji rosario juga dapat “mengigatkan kita akan begitu banyaknya persahabatan dan ikatan persatuan serta persaudaraan yang mempersatukan kita dengan Kristus.”

Peristiwa-peristiwa rosario, meskipun bukan pengganti bacaan Kitab Suci, haruslah menghantar pikiran kita kepada Kristus dan kepada peristiwa-peristiwa lain dalam hidup-Nya, demikian kata paus. Sebagian orang mungkin akan merasa tertolong dengan gambar atau ikon Kitab Suci dari peristiwa yang sedang direnungkan, atau setidak-tidaknya, dengan menggambarkan peristiwa -peristiwa tersebut dalam pikiran mereka.

Paus Yohanes Paulus II juga menganjurkan agar umat membaca ayat Kitab Suci yang berhubungan dengan peristiwa yang direnungkan, bukan sebagai sarana untuk mengingat kembali informasi yang ada, “tetapi untuk mengijinkan Tuhan berbicara.”

Seringkali terjadi, pada waktu berdoa rosario, kata paus, umat beriman lupa bahwa bagian penting dari suatu doa kontemplasi adalah keheningan; karenanya baik pada waktu mendaraskan doa rosario secara pribadi atau pun bersama-sama dalam suatu kelompok, dianjurkan untuk berhenti sejenak dalam keheningan setelah suatu ayat dibacakan.

Sementara sepuluh Salam Maria dalam suatu peristiwa merupakan “elemen paling penting” dalam rosario, paus meminta umat beriman untuk lebih memperhatikan pendarasan doa Bapa Kami dan Kemuliaan, doa-doa yang menghantar umat kepada Allah Bapa dan kepada Allah Tritunggal.

Bapa Suci menganjurkan bahwa jika rosario didaraskan dalam suatu kelompok, Kemuliaan sebaiknya dinyanyikan “sebagai suatu cara untuk memberikan penekanan yang pantas kepada Tritunggal Mahakudus yang amat penting dalam semua doa Kristiani.”

Paus Yohanes Paulus II juga meminta umat beriman untuk sekali-kali berhenti serta memandang salib yang tergantung pada rosario mereka.

“Hidup dan doa umat beriman berpusat pada Kristus,” tulisnya. Sama seperti Rosario, “segala sesuatu berasal dari Dia, segala sesuatu menghantar kita kepada Dia, segala sesuatu, melalui Dia, dalam persatuan dengan Roh Kudus, menuju kepada Bapa.”

Rosario itu doa yang fleksibel, katanya. Ujud-ujud doa khusus dapat diucapkan pada akhir setiap peristiwa; sebagian dapat dinyanyikan; sebagai penutup, berbagai kelompok yang berbeda dalam usia, budaya serta etnis dapat memilih doa atau lagu-lagu Maria yang sesuai.

Terutama ketika berusaha menghidupkan doa rosario bagi anak-anak, beberapa penyesuaian juga diperkenankan, katanya: “Mengapa tidak mencobanya?”

Dikutip dari Situs Yesaya..

Salam kasih dan doa, Deo Gratias