Selasa, 08 Mei 2012

NOVENA TIGA SALAM MARIA

 NOVENA TIGA SALAM MARIA

Mengapa doa novena Tiga Salam Maria itu panjang dan mengapa doa Salam Maria diulang-ulang? Bukankah dalam sebuah doa itu yang terpenting adalah keyakinan dan keteguhan hati?

Menurut ajaran Gereja Katolik, doa pada dasarnya adalah “Ayunan hati, suatu pandangan sederhana ke surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan.” (KGK, 2558-2559, mengutip St. Teresia kanak-kanak Yesus). Dari definisi ini, maka disposisi/ sikap hati menjadi suatu yang penting. Maka selain dari keyakinan dan keteguhan hati, yang terpenting sebenarnya adalah kasih di dalam hati kita kepada Tuhan. Kasih kepada Tuhan inilah yang mendasari setiap devosi. Jika kita mengasihi Kristus, maka ada dorongan yang kuat di dalam hati kita untuk mengasihi pula setiap anggota Tubuh Mistik-Nya, yaitu khususnya para orang kudus yang telah bersatu dengan-Nya di surga, dan terutama di sini adalah Bunda Maria, yang telah diberikan oleh Yesus untuk menjadi ibu kita juga (Yoh 19: 26- 27).

Maka meskipun kelihatannya panjang, Novena Tiga Salam Maria itu sebenarnya tidak panjang bagi orang yang mendoakannya dengan kasih. Sama seperti jika anda menghabiskan waktu yang panjang dengan pacar anda untuk berbincang-bincang hal yang sama (misalnya tentang bagaimana anda mengasihinya) dan tidak bosan, demikian pula di dalam doa, meskipun panjang, namun kalau didoakan dengan kasih, seharusnya tidak terasa panjang dan membuat bosan. Perkataan yang ada jangan dianggap sebagai perkataan dalam”upacara”, karena jika dihayati maksudnya adalah kita mengucapkan ketergantungan kita kepada Allah dan kepada dukungan doa dari Bunda Maria. Diucapkan berulang, maksudnya juga antara lain melatih kita untuk berdoa dengan setia, dan untuk menunjukkan kesungguhan hati kita. Dalam doa novena, memang biasanya boleh disebutkan ujud permohonan, dan sebenarnya pengulangan penyebutan permohonan tersebut menyadarkan kita akan segala keterbatasan dan kelemahan kita dan bahwa kita sungguh membutuhkan pertolongan dari Allah.

2. Mengapa dalam doa novena sampai harus disebutkan nama santo-santa yang mengenalkan doa novena tersebut? Apakah ini menjadi hal yang penting?

Sebenarnya doa bagi umat Katolik adalah komunikasi dengan Allah. Namun karena doa tersebut pada hakekatnya adalah “Ayunan hati dan pandangan ke surga”, maka, kita mengetahui bahwa di surga itu Allah dikelilingi oleh para kudus-Nya. Maka pandangan kita ke surga juga sebenarnya tak lepas dari pandangan kita kepada persekutuan para kudus yang memang tak henti-hentinya berdoa bagi kita yang masih berziarah di dunia. 

Maka penyebutan akan nama Santo dan Santa yang menyebarkan devosi Tiga Salam Maria di dalam doa itu sendiri maksudnya adalah untuk mengingat jasa mereka yang mengajarkan doa novena ini, yang akhirnya banyak membantu banyak orang menerima pertolongan dari Tuhan melalui doa- doa Bunda Maria. Juga penyebutan nama-nama mereka sebenarnya untuk mengingatkan kita bahwa merekapun adalah para sahabat kita yang akan turut mendoakan kita. Bersama dengan mereka kita menghormati Bunda Maria, yang akan membawa ujud doa kita ke hadapan Tuhan.

Sebenarnya, jika kita bisa melihat para kudus itu sebagai para sahabat Yesus yang bekerjasama dengan Yesus untuk membawa banyak jiwa kepada keselamatan, maka kita akan dapat semakin memahami dan menghargai ajaran mengenai persekutuan para kudus ini. Sebab sebenarnya Tuhan Yesus tidak hanya menghendaki kita membatasi diri pada hubungan pribadi diri kita masing-masing dengan Dia (“hanya aku dengan Tuhan”) tetapi Ia menghendaki agar kita, selain datang sebagai pribadi, kita juga datang kepada-Nya dalam kesatuan bersama-sama dengan saudara/i seiman, sebagai sesama anggota Tubuh-Nya (“kami dengan Tuhan”). Itulah sebabnya dalam mengajarkan cara berdoa kepada para rasul, Yesus mengajar kita memanggil Allah sebagai “Bapa Kami” bukan “Bapa saya”.

Maka penyebutan nama para Santo/ Santa di dalam doa tidaklah ‘mengurangi’ hormat kita kepada Tuhan, bahkan sebaliknya, malah semakin memuliakan-Nya. Karena kita tidak datang sendiri, tetapi bersama- sama dengan para kudus itu ke hadirat Tuhan, dengan harapan bahwa Tuhan akan berkenan mengabulkan doa kita yang dipanjatkan dengan dukungan para sahabat-Nya yang sudah bersatu dengan-Nya di surga. Ini hampir sama dengan kita minta agar anggota keluarga, teman atau Romo/ pendeta mendoakan kita. Tentu kita senang jika ada orang yang mau mendoakan kita, bukan? Namun biar bagaimanapun juga, mereka yang masih hidup di dunia ini tidak sempurna, dan sama-sama berdosa seperti kita; sedangkan para kudus yang sudah bersatu dengan Kristus di surga, sudah menjadi sempurna, karena telah bersatu dengan Kristus sendiri. Maka ayat Yak 5:16, “Doa orang benar besar kuasanya” itu sungguh berlaku dalam diri para kudus itu, sebab mereka adalah orang-orang yang sudah dibenarkan oleh Tuhan.

Demikianlah Bernardus, yang dapat saya tuliskan sehubungan dengan pertanyaan anda. Saya berharap bahwa tulisan ini menjawab pertanyaan anda/ pacar anda. Jika masih ada yang kurang jelas, silakan bertanya kembali, dan saya akan berusaha menjawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar